"Sasha, kamu boleh berduka. Tapi, papa minta tolong. Jangan terlalu alam. Abiel membutuhkanmu." Papa Griffin menasehati yang tidak berhenti mengalirkan air mata.
Sasha hanya mengangguk. Bagaimana Sasha menjelaskan perasaannya pada papa mertuanya. menurut perkiraan, memang mustahil jika Nevan selamat. Namun, entah kenapa Sasha merasa yakin, dia selamat. Keyakinan itu sangat kuat. Hanya saja, Sasha tidak punya bukti apapun, sehingga Sasha memilih untuk diam.
Sementara itu, Nevan di belahan daerah lain, tengah terbaring lemah di ranjang yang reot. Patah tulang parah yang menderanya membuat dia tidk dapat bergerak. Rasa nyeri menusuk seolah merobek-robek daging dan tulangnya. Sudah empat hari dia pingsan. Seorang kakek tua berusian lanjut yang merawatnya. Kakek itu bertubuh kecil, dengan tingi tidak lebih dari seratus lima puluh centimeter kira-kira. Dia memakai kaos oblong putih dan sarung khas Bali bermotif kotak-kotak dengan ikat khas Bali menghias kepalanya.