03 – JiU, the Rider
Sebuah ruangan laboratorium dengan cahaya remang-remang kini terlihat kosong, seharusnya ada makhluk atau sesuatu yang menjadi bahan percobaan, namun belum selesai itu dilakukan, si subjek telah melarikan diri. Suara alarm dan peringatan terus berbunyi.
Para unit robot bersiaga dan berlalu lalang, sayangnya mereka hanya robot yang memiliki kecerdasan buatan, tak memiliki insting dan kepekaan. Sosok yang mereka cari dengan santai berlari di belakang mereka.
Layar sensor mereka mencari di depan, semua robot memiliki identitas sesuatu yang sedang mereka cari
Nama : Kim Min Ji codename : JiU
Status : Driver, Rider, Doctor
Code : White List (Dalam Percobaan)
Tingkat ancaman : B (Kurang berbahaya), A (Aman), S (Berbahaya)
Tingkat ancaman tak selalu sama dan disesuaikan dengan keadaan, tentu tak akan memiliki hanya satu tingkat ancaman saja.
Menuju ruang terbuka JiU segera bersembunyi di tempat gelap, ia mencari ruang tempatnya aman untuk bersembunyi.
Sejak ia bangun dan membuka mata, ia tak memiliki ingatan yang jelas dengan suasananya, beberapa ingatan lama ada di pikirannya tapi itu tak semua, ingatan-ingatan itu terputus dan ada ingatan baru yang masuk. Ada bayangan mesin yang hidup dan ada banyak monster beterbangan. Aneh dan mustahil, tapi sejak ia memutuskan untuk melarikan diri, ia segera tahu jika apa yang ada dalam ingatan barunya adalah kenyataan.
Ia harus mencari tahu semuanya, semua hal tentang dunia ini, segala hal yang terjadi di sekitarnya dan tentang siapa dia sebenarnya.
Rambut merahnya tergerai begitu saja dan berayun saat ia berlari ke sana sini, coba menghindari pemindaian para robot aneh ini. Sesuatu yang aneh terbesit dalam kepalanya, ia mengingat tempat ini, meski tak banyak tapi ia mengingat sebagian besar tempat aneh penuh mesin berjalan ini.
"Banyak sekali mereka." JiU menggumam saat ia bersembunyi di belakang sebuah pilar, sementara banyak robot berlalu lalang. Mereka memiliki bentuk seperti manusia berlapis baja putih dan pada bagian yang seharusnya wajah adalah kaca berwarna hitam pekat, kepala mereka benar-benar bulat dan tinggi badan mereka tak sampai dua meter, setinggi manusia pada umumnya. Semua robot membawa senjata mesin.
JiU berjalan mengendap-endap, secara kebetulan alas sepatu merahnya terbuat dari bahan karet sehingga ia tak menimbulkan suara sama sekali meski jika ia melangkah secara terang-terangan. Ia terlihat begitu serius dan menahan napas, takutnya suara apa pun yang ia keluarkan akan menarik perhatian para unit robot itu. Meski ia tak melihat satu pun robot yang memiliki lubang di sisi kepala, tapi siapa tahu robot-robot itu memiliki program dan fungsi untuk memiliki kemampuan mendengar.
JiU berhasil berjalan tanpa ditemukan, tapi tepat di depannya ada sebuah pintu baja yang sepertinya akan sangat sukar untuk dibuka.
Beberapa langkah kemudian, ia sudah sampai di tempat itu dan benar saja. Jangankan untuk dapat dibuka, benda itu bahkan tak dapat ia sentuh, ada hawa panas membakar terdapat pada benda itu. Rasanya aneh memang, padahal pintu baja hitam itu terlihat biasa saja, tapi entah kenapa memiliki suhu yang panas. Selain itu, tak ada tombol password atau semacamnya, bahkan tak ada gagang pintu, tapi benda itu memiliki sebuah jendela kaca yang ukurannya tak terlalu besar. Tepat di balik pintu itu, ia melihat sesuatu yang ingin dia tuju, di sana banyak helikopter perang dengan bentuk yang aneh dan canggih terparkir berjajar.
"Oh ayolah, bagaimana bisa ada pintu yang tak dapat dibuka." JiU bergumam dengan sebal. Saat sedang memikirkan cara membuka benda itu, tiba-tiba ada sebuah peluru yang menghantam pintu. Tampak jika pintu tersebut langsung berubah merah menjadi lelehan baja merah terang bagaikan bara. Peluru itu hampir menyerempet rambut merahnya.
Sontak ia berbalik dan melihat ke arah sumber peluru itu dilepaskan, di sana ia melihat ada empat unit robot yang siap menyerangnya. Saat ia memandangnya, para robot itu mengeluarkan suara konfirmasi seperti target ditemukan, jangan lukai dan hanya lumpuhkan saja.
JiU segera memasang siaga dan ia memasang wajah serius. "Bagus, aku bisa menggunakan kalian untuk menghancurkan pintu itu."
Dengan gesit ia berlari maju dan para robot segera menembakinya. Dengan gerakan gesit ia dapat dengan mudah menghindar, sebenarnya peluru itu tak dapat dihindari karena melesat sangat cepat, tapi jika kau mampu membaca arah tangan atau sesuatu yang menggerakkan senjata itu, dan jika kau bergerak lebih cepat dari tangan atau sesuatu yang menggerakkan senjata itu, maka kau akan mampu menghindari peluru.
Itu semua mudah bagi JiU, ia memakai dinding sebagai pijakan dan melompat ke atas, si robot yang terlambat bereaksi hanya sempat mendongakkan kepala bulatnya saja dan dalam sedetik.
JiU memelintir kepala itu sampai copot, dengan mudah ia berkelit dan merebut senjata si robot dan saat mendarat di lantai, JiU menembak semua robot yang tersisa tepat di kepala sampai menghancurkan mereka. Peluru beruntun menembaki wajah berupa kaca hitam dan dengan cepat semua robot tumbang dalam keadaan kepala hancur.
"Aneh, bagaimana aku dapat melakukan semuanya?" JiU seolah bergerak refleks dan tak sesuai dengan pikirannya. Tak mau ambil pusing, ia segera melemparkan semua tubuh robot itu satu persatu ke depan pintu.
Setelah semua robot menumpuk di depan pintu, ia menembak semua unit robot berharap semua meledak dan dapat menghancurkan pintu, tapi meski ia sudah menggunakan semua senjata dan mengosongkan semua peluru, hasilnya benar-benar mengecewakan. Tak ada satu pun robot yang meledak.
Bahkan ketika wujud mereka sudah hancur berantakan menjadi kumpulan logam yang mulai meleleh karena mengenai pintu itu.
"Yang benar saja, bagaimana bisa tak ada satu pun robot yang meledak. Apa mereka murni hanya terbuat dari logam, hah?" JiU melemparkan senjata terakhir ke kaca itu. Tapi itu tak berguna.
"Astaga, kenapa pintu ini tak mau juga terbuka? Apa ini memakai password suara atau semacamnya? Apa aku harus mengatakan namaku JiU, Kim Min Ji. Whitelist, robot bodoh, Alien Monster, pink princess." Tapi ia berhenti mengoceh saat pintu tiba-tiba saja bergesek terbuka, entah kata-katanya benar atau hal lain.
"Oke, itu password yang idiot." Tapi ia salah karena yang membuka pintu bukanlah berasal dari apa yang ia katakan, melainkan di depan sana ada banyak unit robot terlihat saat pintu sepenuhnya terbuka.
"Aaaa ...!" JiU berteriak dan segera menggulingkan badannya ke bawah tepat ke selangkangan robot itu, upayanya berguna dan ia berhasil melewati sekitar empat unit robot yang berada di depan pintu.
Dengan kaki jenjangnya, ia berlari secepatnya menuju ke arah helikopter, arah larinya tak lurus dan ia tak tegak, tubuhnya condong ke depan. Sambil berlari ia berteriak "Gawat." Saat peluru-peluru melesat berdesing di sekitarnya.
Namun bukan hanya empat robot itu saja yang kini mengalihkan perhatian padanya, ia kini diperhatikan oleh banyak makhluk aneh dengan bentuk yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Itu Alien yang seperti serangga, tapi bahkan ia tak pernah melihat ada serangga yang rupanya mirip seperti mereka. Terlebih, ia tak tahu apa yang dimaksud dengan serangga, ingatannya benar-benar tak memberitahu jika makhluk bernama serangga itu seperti apa bentuknya.
Beberapa Helikopter yang terparkir kini menembaknya pula, JiU bahkan harus berguling untuk menghindari peluru senjata itu, ini benar-benar bahaya.
JiU sampai ke sebuah Helikopter yang pintunya terbuka, di dalam sana ada seekor makhluk yang sedang mengisi senjata. Bentuknya mirip makhluk goblin kecil.
JiU menendang si makhluk dan melemparkannya ke luar, si pilot yang sadar ada kegaduhan segera mengambil senjatanya, tapi itu sudah terlambat karena JiU mencekiknya dari belakang.
"Enyahlah." Tanpa belas kasih gadis berambut merah itu melemparkan si pilot dengan kasar ke luar melalui jendela samping. Dia berhasil sampai di kursi kemudi dengan selamat tanpa mendapat cedera apa-apa, ajaib sepertinya.
"Oke. Kemudi sudah dalam kendaliku." Semua sudah menyala dan hanya siap-siap lepas landas saja. Ia segera duduk di bangku pilot dan menerbangkan benda itu.
Aneh rasanya, ia belum pernah mengendarai sesuatu seperti ini, tapi dia mengerti semua titik tombol yang ada di depan matanya dan ia juga tahu cara menjalankan Helikopter.
Di luar sana jumlah unit robot bertambah, JiU segera menembaki semuanya, sambil melesat pergi ia menembak para robot yang ada di permukaan.
Tak terlalu sulit untuk keluar dari tempat itu setelah ia berada di dalam kendaraan terbang tersebut. Ia seolah ahlinya dalam mengendarai.
"Yah. Akhirnya!" Ia berseru keras. Tapi kesenangannya hilang ketika ia mendapati dirinya berada sangat tinggi di udara dan daratan itu sangat jauh luar biasa. Tampaknya tempatnya menjalani percobaan adalah sebuah pesawat yang berada di atas ketinggian ratusan kilo di atas permukaan.
Ia menoleh ke belakang tapi sudah tak mendapati apa pun, sepertinya pesawat atau apa pun itu memiliki sebuah selubung yang memungkinkannya menjadi transparan.
JiU tak mendapati adanya pesawat, tapi ia melihat banyak sekali misil melesat menuju ke arahnya.
"Yang benar saja, apa mereka benar-benar berniat membunuhku?" JiU segera menambahkan kecepatan. Tapi tampaknya ia akan terkena serangan itu.
"Ini tak beres." JiU terus mempercepat laju helikopter, gerakannya lurus ke bawah seolah jatuh, sesekali ia memandang ke belakang dan misil makin mendekat, sementara jaraknya dengan permukaan masih sangat jauh. Tak cukup rasanya hanya di situ, dari balik awan tebal, bermunculan banyak sosok makhluk mirip seekor wyvern. Gerombolan itu mengejarnya.
Memiliki ide yang mudah dan sederhana, ia segera mengarahkan Helikopter itu pada gerombolan wyvern yang jaraknya berada di samping.
Cara sederhana, membuat misil-misil itu bertabrakan dengan para wyvern, dan rencananya berjalan dengan mudah. Saat ia beberapa meter lagi jaraknya dengan gerombolan itu, ia menukik lagi ke sini bawah dan misil-misil tersebut menabrak menghancurkan beberapa wyvern.
Ledakan dan pekikan makhluk itu terdengar jelas.
"Huuuuhh. Itu keren." JiU bersorak senang, tapi ia tak bisa senang terlalu lama tatkala ada benturan dari sisi belakang helikopter, salah satu wyvern mendarat di belakang kendaraannya.
"Apa yang terjadi?" Kemudian terjadi kegagalan fungsi dari kendali terbangnya. Ada sesuatu yang menghantam baling-baling dan itu merusaknya. Wajah JiU memucat panik.
Ia masih melesat turun, sekarang ada raungan dan geraman. Salah satu sosok wyvern masih saja menempel dengan kuat pada badan Helikopter membuat bobot semakin bertambah dan kecepatan jatuhnya lebih cepat.
"Tak ada cara lain." JiU meninggalkan bangku kemudi dan berlari ke belakang. Ia melihat dari pintu Helikopter yang terbuka, banyak makhluk yang mengejarnya, dan sekarang ada dua dari mereka yang mencengkeram badan Helikopter dengan kuat.
"Oke, ini tak akan mudah."
***