Seharusnya dia memakai masker atau mungkin syalnya. Tapi siapa yang akan tahu kalau laki-laki itu kembali mengunjungi toko buku tempatnya bekerja. Lagi pula jika dia memakai syal itu maka Ramazan akan langsung mengenalinya sebagai nona kecil tetangga yang selama ini dia sangka seorang artis. Sudah cukup dia mengetahui kalau dia bekerja di toko buku, jangan sampai dia juga tahu kalau mereka bertetangga. Arista juga harus merasa lega karena dia memakai seragam toko, jika dia memakai pakaiannya sendiri, saat pulang nanti Ramazan pasti akan tahu.
Sekarang saja dia sudah bingung harus melakukan apa. Ketika jam istirahat Ramazan mengajaknya pergi ke sebuah kafe yang berada bersebelahan dengan toko buku tempatnya bekerja.
Arista duduk sangat gelisah seperti dia sedang duduk di atas ribuan duri. Sedangkan Ramazan menatapnya tanpa berkedip.