Arista dan Rey duduk di sebuah kafe yang berderet di sepanjang jalan. Di leher Arista tergantung sebuah kamera, dan terus memotret hal yang menarik di matanya.
Posisi mereka yang duduk dekat jendela besar membuat pandangan mata mereka menjadi sangat luas. Rey bertopang dagu dengan wajah bosan. Beberapa orang mulai memotret dirinya, dan dia sendiri tidak ingin bergaya anggap saja dia tidak tahu apa-apa.
Arista menoleh ke arah Rey tanpa sadar seulas senyum terukir di wajah cantiknya. Kakaknya sedang bosan mungkin karena terganggu oleh beberapa orang yang mengambil gambarnya. Arista mengangkat kameranya dan membidik ke arah Rey. Kakaknya itu masih belum menyadari kejahilannya, dia masih asyik dengan pikirannya sendiri dan perasaan bosannya. Dia bahkan tidak menyadari kalau sudah di potret.
Arista mengetuk meja beberapa kali, bahkan melambai-lambai kan tangannya di depan wajah rey. Ternyata kakaknya itu benar-benar sedang melamun.