Sore harinya. Asisten Suya masuk ke dalam ruangan, di belakangnya ada seornag gadis cantik. Alden yang masih terikat dan mata dan mulut tertutup tidak bisa melihat siapa yang telah masuk ke dalam ruangan itu.
Alden juga merasakan kalau ikatan pada tangannya di lepas "Ayo pergi!"
Alden sedikit memberontak tapi cengkeraman pada bahunya terasa sangat menyakitkan. Alden meringis meskipun dia tidak sehebat Arista dan Ramazan dalam segi ilmu bela diri tapi jika untuk melindungi dirinya sendiri dia masih sanggup, tapi jika dia di ikat seperti sekarang benar-benar tidak memberinya kesempatan untuk melawan.
"Berhenti membuang tenagamu, sebaiknya kau berdoa untuk nyawamu!"
Alden seketika terdiam dia merasa akrab dengan suara gadis itu, tapi di mana dia pernah mendengar nya, itu sudah sangat lama.
Asisten Suya yang merasa tidak ada perlawanan dari Alden menatap gadis yang mengikutinya dan berkata "Sepertinya dia lupa tentang mu.."
