Arista kembali berdiri di depan sebuah mall terbesar di kotanya, Ara yang tidak terlihat tersenyum geli menatap bibi kecilnya itu.
"Kalau kau ingin tertawa maka tertawalah!" Kata Arista kesal.
Akhirnya tanpa menunda Ara benar-benar tertawa terbahak-bahak. Tidak lama kemudian Ramazan juga berdiri di samping Arista menatap ke arah yang sama, cowok itu menghela napas prustasi dan berkata.
"Kenapa kita ke sini lagi? Aku sedikit trauma sebenarnya!" Kata Ramazan pelan.
"Kenapa trauma?"
"Kau hampir pingsan di sini, dan di sini juga kita bertemu dengan Zalu, itu membuat mood ku sangat buruk! Apa kita bisa pergi ke tempat lain saja? Tinggalkan mereka!" tanya Ramazan meminta pendapat Arista.
Sejenak Arista terdiam tidak lama kemudian dia mengangguk "Kau benar! Sebaiknya kita mencari tempat lain saja! Aku sudah bosan datang ke tempat ini!" keluh Arista.