Arista duduk sambil bertopang dagu di meja kasir matanya menatap kosong pada jalan raya, entah sudah berapa kali dia menghela napas. Alden yang sedang melihat persediaan bahan-bahan di dapur menoleh ke arah Arista. Gadis itu melamar kerja di kafenya tapi sering bolos, dan melamun tidak pernah benar. Ada satu yang benar menghabiskan persediaan makanan di dapur.
Alden menyerahkan kertas yang berisi catatan bahan-bahan yang harus di beli kepada manajer kafe dia pun berjalan mendekati Arista menepuk pundak gadis itu hingga membuatnya hampir jatuh dari kursi.
"Alden!" protesnya marah.
"Apa lagi yang kau pikirkan!? Kau tidak ke rumah sakit lagi?"
Pipi Arista mengembung gadis itu menggeleng "Tidak! Hari ini aku lagi malas bepergian ke rumah sakit! "Ujarnya kertus.
Sebelah alis Alden terangkat mendengar nada Arista yang berbeda dari biasanya, dalam hati dia bertanya-tanya apa lagi yang membuat gadis kegelapan ini marah.