"Orang yang kau perjuangkan tidak menghargai perjuanganmu?" tebak Arista.
Anindita mengangguk kemudian menggeleng "Itu juga bukan salahnya, tapi salahku yang tidak pernah memberitahunya dengan jelas kalau aku mencintainya.. aku pikir dia akan paham saat aku begitu peduli padanya.. tapi nyatanya tidak! Kehadiran gadis itu telah merubah segalanya.."
Arista terdiam dia kembali teringat pada Ramazan dan foto seorang gadis di layar laptop cowok itu apakah dia juga akan seperti kisah Anindita? Tapi hubungan mereka masih sebatas teman?
"Lalu bagaimana denganmu! Apakah kau sudah memutuskan untuk memilih salah satu di antara mereka? Kau tahu aku menyukai salah satu di antara mereka?"
Mata Arista terbelalak kaget "Siapa?"
"Yang seperti bintang film kolosal cina itu.. dia sangat tampan aku sampai tidak bosan menatapnya.." ujar Anindita dengan senyum manis di bibirnya, membayangkan wajah Rey.
"Rey! Kau menyukai Rey!"