Jam delapan pagi. Ramazan sudah menunggu di depan rumah Arista. Alden yang sudah mendengar cerita keseluruhannya masih tidak mempercayai matanya. Ternyata arwah yang telah membuatnya pingsan dua kali itu telah datang menghampirinya berkali-kali.
"Ke mana kau akan mengajaknya kencan!". Tanya Alden sambil menyiram bunga di halaman rumah. "Apa temanmu itu akan ikut?" Alden melirik ke pada Rizu yang memasang wajah masam.
"Dia harus ikut kalau tidak bagaimana aku bisa pergi! Kaki ku tidak memungkinkan aku untuk menyetir sendiri."
"Dan kau membuatnya menjadi sopirmu? Kau sangat hebat!" sindir Alden.
Ramazan tertawa "Dia memang pantas mendapatkannya."
Alden tidak mengerti maksud perkataan Ramazan tapi Rizu sangat paham apa maksudnya. Itu adalah hukuman untuknya karena membiarkan gadis itu masuk ke asrama laki-laki dan di sini lah dia sekarang, di paksa menjadi sopir untuk kencan pertamanya.
