Ke esokan paginya di taman kecil.
Azka duduk di atas kursi roda, menikmati perasaan sebagai seorang pasien sesekali bibirnya membentuk senyuman kecil. Dan itu tidak lepas dari penglihatan Amel yang duduk di sebelahnya. Amel berusaha menjadi tunangan yang baik untuk Arka, tapi adiknya seperti tidak pernah menganggap gadis itu ada. Tidak pernah menjawab pertanyaannya, tidak pernah menatapnya. Jadi dia juga menikmatinya sebagai seorang Arka sekarang.
Amel yang merasa dan melihat sikap dingin Arka semakin parah mulai kehabisan kesabarannya. "Kenapa kau memperlakukan aku seperti ini! Aku jelas tunanganmu!"
Arka diam, bibirnya terkatup rapat, wajahnya menunjukkan kebosanan. Amel kembali mengguncang-guncang tubuh Arka, tatapan matanya mulai berubah seiring senyum aneh terukir di bibirnya. Napas Arka tercekat senyum itu lagi, senyum yang pernah dia lihat saat mereka masih kecil, saat Ara jatuh dari tangga.