Arka membuka matanya melihat jam di dinding masih jam lima sore, dia melihat sekeliling tidak ada siapapun. Kemudian keningnya berkerut Itu bukan ruang rawatnya di rumah sakit. Ruangan itu sangat terang, dibatasi oleh kaca besar. Tidak bisa melihat keluar. Arka ingin bergerak tapi tangan dan kakinya terikat di besi-besi ranjang, meskipun selang oksigen masih terpasang di hidungnya. Semua terlihat masih sama hanya yang berbeda ruangan itu dia tidak tahu dimana. Terakhir yang dia ingat melihat kakaknya yang meninggal saat remaja, tapi itu jelas wajah yang sama dengannya, setelah itu semuanya gelap. Arka berbaring menatap langit-langit kamarnya, memikirkan bagaimana dia harus keluar dari ruangan itu.
****