Diskusi dua orang itu masih berlanjut meski di selingi dengan hinaan dan ejekan antara keduanya.
"Dia hanya perlu menanda tangani kertas itu, sebagai kekuatan bentuk dari pengacara. Tapi masalahnya pengacara pria tua yang mencakup sebagai anak angkatnya itu menghilang entah kemana membuat pekerjaan kita semakin bertambah". Kata tuan Wijaya lagi mulai kesal.
"Tenanglah! Aku sudah meminta seseorang mengikuti anak itu dan ternyata… Anak perempuanmu itu lebih cepat bergerak dari dugaanku! Apakah dia termotifasi karena cintanya yang selalu di tolak!" kekeh tuan Nugraha membuat Tuan Wijaya menggeram kesal mendengar rekan kerjanya menghina putrinya.
"Itu artinya putriku tahu apa yang dia lakukan! Tidak seperti putramu yang melawan keluarga sendiri hanya untuk membela gadis sialan itu!" kali ini hinaan untuk tuan Nugraha membuat lelaki paruh baya itu terdiam.
"Jika rencana ini berjalan lancar kau berjanji akan memberiku saham dari ini, kan?"
""Kau tenang saja!" ujar tuan Wijaya angkuh.