Ara masih memejamkan matanya tapi dia tidak merasakan sakit pada dirinya sedikitpun. Perlahan-lahan gadis itu membuka matanya dan melihat Ezhar telah memutar lengan Amel kebelakang dan mengambil pisau yang di pegangnya, lalu perhatian Ara beralih pada sosok yang memeluknya itu adalah Arka. Untuk sesaat Ara terdiam, jika pisau itu benar-benar sampai melukainya maka Arka-lah yang akan terluka paling parah.
Namun sesaat kemudian kening Ara berkerut, dia merasa pelukan itu sangat akrab. Pelukan yang sering dia rasakan saat dia merasakan ketakutan. Tapi orang yang memberinya pelukan itu sudah lama meninggal.
Tapi, apakah mungkin pelukan dengan perasaan yang sama bisa di miliki oleh kembarannya? Ara bingung.
".. Terimakasih.." lirih Ara sambil melepaskan pelukan erat Arka.
Cowok itu mengangguk dengan perasaan tidak rela dan dia pun melepaskan pelukannya pada Ara.