Arista harus mengatakan sesuatu. Diam saja juga tidak ada gunanya. Kalau dia bicara apakah Ramazan bisa mendengarkan suaranya. Apakah Ramazan akan terbangun begitu mendengar suaranya. Apakah harapannya terlalu berlebihan? Apakah salah mengharapkan keajaiban?
Arista menatap wajah Ramazan dan bergumam pelan "Apa aku sedang bermimpi? Kenapa kau sangat suka tidur? Apa kau begitu lelah hingga lebih suka tidur?" tidak ada jawaban ruang rawat itu sepi padahal dia berharap ada jawaban dari Ramazan. Arista duduk di kursi yang di sediakan di sisi ranjang menghela napas dan menunduk.
