"Bagaimana keadaannya?" tanya Arista sambil memperbaiki selimut di tubuh Ramazan.
Sofya yang sebelumnya pecicilan seperti ramaja labil berubah tenang dan serius, senyum di wajahnya menghilang "Masih sama, tapi ada masalah, tubuhnya menolak obat yang di berikan.."
Arista menghela napas dua menit berlalu tidak ada perubahan mata Ramazan masih tertutup rapat bahkan gerakan pada jari-jari tangannya sudah berhenti, dan bulu mata Ramazan juga tidak bergerak lagi. Arista kembali menghembuskan napasnya. Dia terlalu buru-buru. Dia harus menunggu sedikit lagi.
****