Di kamar rawat Ramazan.
Arista masih menggenggam tangan Ramazan, melihat kondisi lemah laki-laki itu benar-benar membuat hatinya sakit.
"Bagaimana pengobatannya?" tanya Arista tiba-tiba.
Ramazan diam dia terlihat tidak ingin mengatakan apa pun tentang penyakitnya tapi Arista sudah mengetahuinya. Apa lagi yang perlu dia sembunyikan. " Aku.. pengobatan.."Ramazan bingung dengan susunan kalimatnya. Laki-laki itu menghela napas "Pengobatan, tidak akan memberikan kesembuhan padaku, aku lebih suka seperti ini saja. Melihatmu bahagia, melihat Evan tumbuh. Sudah lebih dari cukup untukku.. menjalani perawatan itu hanya akan membuatku lelah, dan mungkin akan membuat rambutku cepat rontok. Aku tidak ingin terlihat jelek di depan matamu.." ujar Ramazan dengan nada bercanda.
Arista memukul punggung tangan Ramazan "Berhenti bercanda.. setidaknya meskipun kau terlihat jelek. Kau juga harus sembuh.." sahut Arista lagi.