"Ayo kita menikah, maksudku kita mendaftarkan pernikahan kita, sedangkan acaranya menyusul.." kata Rangga gugup.
Arista segera membuka matanya menatap Rangga dengan alis terangkat sebelah, dia merasa kalau Rangga sedikit aneh setiap dia menyebutkan nama Ramazan apakah sebegitu takutnya Rangga pada keberadaan Ramazan. Arista ingin tertawa tapi dia menahannya ketika melihat raut serius di wajah Rangga.
"Kenapa, kenapa mendadak..apakah kau takut kalau aku akan kembali pada Ramazan? Tidak kah kau bisa mempercayaiku.." tanya Arista dengan nada lembut.
Rangga terdiam dia memang takut. Takut kalau Arista akan kembali pada Ramazan dan menolak untuk menikah dengannya. Karena pikiran itu selalu menghantuinya semenjak dia tahu kalau Ramazans edang sakit dan tidak pernah menikah dengan siapa pun. Melihat laki-laki itu yang menundukkan kepalanya dan kegelisahan yang di pancarkan matanya Arista menghela napas dan mengangguk "..baiklah. Kapan kau ingin kita pergi?"
