"Evan kenapa menangis?" tanya Arista lembut sambil menatap wajah anaknya dan mengusap air mata di pipi anaknya dengan lembut "Jangan menangis, kalau Evan menangis nanti tidak ganteng lagi.."
"Tidak ganteng seperti papa"
"Huh..?!" tanya Arista heran karena ini pertama kalinya dia menyebut panggilan papa tanpa paksaan siapa pun. Dan yang lebih mengejutkan sepertinya anaknya benar-benar tahu kalau Rangga adalah ayah kandungnya. Benar-benar anak yang cerdas. Arista seketika melirik ke arah pintu kamar, dia melihat Aisyah yang mengintip dari balik celak pintu sambil tersenyum lebar.
Arista hanya bisa tersenyum lebar dan mengucapkan terima kasih tanpa suara. Dia tidak tahu apa yang telah di katakan Aisyah pada Evan. Dia hanya mendengar sebelumnya kalau Evan dan Aisyah berperang mulut dan tidak lama kemudian Evan mendatangi kamarnya. Itu artinya dua orang itu telah mencapai kesepakatan.
