"Aku tidak tahu apa yang terjadi antara kau dan Rangga. Aku tidak bermaksud memaksamu cerita. Tapi tenangkan dulu pikiranmu. Kau tidak ingin di lihat orang lain dalam keadaan seperti itu, bukan?" Ramazan memasang safety belt. Dalam kondisi seperti apa pun dia selalu berpikir jernih. Logika Ramazan lebih terlatih dari pada emosinya.
"Lisa dan Rangga.." ucap Arista terbata-bata. Tidak perlu kalimat panjang untuk mengerti apa yang terjadi pada hubungan Arista dan Rangga. Tidak perlu menunggu Arista untuk menceritakan semuanya. Ramazan tahu bahwa Arista tidak suka mengeluarkan banyak kata-kata. Yang bisa di lakukan Ramazan untuk Arista saat ini adalah memberikan rasa nyaman pada gadis itu.