Sebagai sahabat sejak kecil. rangga selalu merasa bersalah atas kejadian itu. dia seharusnya menjaga Lisa. Kalau malam itu mereka pulang bersama mungkin hal buruk itu tidak akan menimpa Lisa.
"Baiklah, aku akan menjemputmu di rumah temanmu itu." sebuah kalimat penghujung yang membuat Rangga merasa bersalah pada Arista. Sungguh dia tidak ingin membatalkan janjinya dengan Arista begitu saja. Namun kenangan tentang masa lalu itu selalu membuatnya merasa bersalah. Dia berada di pilihan sulit.
"Terima kasih, Ngga.." Lisa tersenyum lebar, memamerkan deretan giginya yang putih dan rapi.
Rangga mengangguk. Rasa sesal menyergap hatinya. Tangannya terkepal. Dia menelan sendiri kebodohan atas keputusan yang di ambilnya malam itu.
****