Mendengar teriakan ketakutan Arista. Rangga menoleh. Sejak tadi dia tidak memperhatikan Arista karena harus mendorong sepeda yang bannya kempes. Dia juga tidak tahu perubahan tiba-tiba yang terjadi pada Arista.
Hantaman suara guruh selanjutnya Arista terlonjak kaget. Dia refleks melompat ke arah Rangga seperti ingin menyembunyikan kepalanya ke dada Rangga tangan Arista belum lepas dari sepasang telinganya.
"Arista, kau baik-baik saja? Kau tidak apa-apa kan?" Rangga panik.
"Aku... Aku takut petir.." entah kenapa setiap mendengar suara petir semakin mengingatkannya pada kecelakaan itu.
Rangga terdiam sejenak, ada sesuatu yang bisa di tangkapnya dari sosok Arista. Sesuatu yang baru di sadarnya sekarang.
"Setiap melihat petir aku selalu teringat pada kecelakaan waktu itu, dan itu membuatku selalu ketakutan.." Arista masih menutup telinganya.