Jam menunjukkan angka jam dua belas malam. Arista duduk di ruang tv menonton acara tengah malam tanpa minat. Sedangkan Leander sejak tiga jam lalu telah kembali ke kamar untuk beristirahat. Pikiran Arisa masih terjaga dengan cerah, matanya tidak merasakan ngantuk sedikit pun. Perkataan Leander dan sikap Ramazan semakin berjejak di benaknya.
Arista menoleh ke arah ponselnya tidak ada pesan atau pun panggilan dari Ramazan yang masuk semenjak dia pergi siang tadi. Arista menghela napas berat dadanya tiba-tiba sesak, dia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi semuanya menjadi kacau.
Arista menyandarkan punggungnya di sofa "Apa yang harus aku lakukan? Melarikan diri lagi seperti sebelumnya itu sudah tidak berguna lagi."