Beberapa jam setelah pulang dari rumah sakit, Arista masih terjaga di ranjangnya. Tubuhnya terasa sangat lelah padahal dia tidak melakukan pekerjaan apa pun selain duduk dan bermain ponsel. Tapi matanya sangat sadar, otaknya masih terjaga dan dia benar-benar tidak bisa tidur, dia juga sudah berulang kali menghubungi ponsel Ramazan tapi ponsel laki-laki itu masih tidak aktif. Dia juga sudah menghubungi Ayano Oneesan karena dia sedang berada di luar membuatnya tidak bertemu dengan Ramazan. Sebenarnya di mana laki-laki itu.
Arista turun dari ranjang dengan perlahan, berjalan ke arah jendela, pemandangan itu adalah yang paling di sukainya, selama di Tokyo dia tidak bisa menikmati hal indah tersebut karena yang di lihatnya hanya dinding dan atap rumah.