Siang itu Arista duduk di bangku taman yang tidak jauh dari apartemen tempatnya tinggal. Kepalanya menengadah menatap langit di atas kepalanya semakin cepat berubah warna menjadi kelabu. Hamparan salju putih masih nampak sepanjang mata memandang. Udara di sekitarnya semakin terasa dingin tapi dia masih tidak ingin kembali ke apartemen, dia juga tidak tahu apakah setelah duduk di luar berjam-jam seperti sekarang akan membuatnya demam dan flu lagi.
Pikiran Arista melayang pada saat malam sebelumnya dia tidak percaya kalau hatinya akan sangat begitu mudah menerima Ramazan kembali, sekarang apa yang harus dia lakukan. Meskipun perasaannya masih sama seperti sebelumnya tapi tetap saja semua yang akan mereka lalui nanti tidak akan sama lagi.
