Ramazan menutup panggilan teleponnya dan tersenyum. Dia sudah tahu kalau Arista akan mengomel sedikit setelah menyetujui permintaannya. Tempat pemberhentian bis tidak terlalu jauh dari apartemen mereka, jadi gadis itu tidak perlu berjalan jauh. Ramazan mendongak dan menghembuskan napas panjang. Uang putih meluncur keluar dari mulutnya dan menghilang dengan cepat. Dia merapatkan jaket karena dingin dan berdiri memperhatikan hujan sepertinya tidak akan berhenti dalam waktu dekat.
Dia juga memandang sekeliling di sekitarnya banyak orang yang juga sedang menunggu hujan berhenti. Orang-orang yang membawa payung sudah berjalan menembus hujan, beberapa di jemput oleh keluarga atau teman yang membawa payung, dia tidak merasa iri karena sebentar lagi Arista akan datang menjemputnya.
Dan kali ini dia akan terus menempel pada gadis itu sampai dia mau menerimanya kembali dan memaafkannya.
****