Memalukan. Kenapa aku bisa sampai tertidur di apartemen Ramazan? Laki-laki itu bahkan tidak membangunnya, dan lebih parah lagi dia meninggalkannya sendirian di sana. Apa laki-laki itu tidak takut jika apartemennya di rampok. Dasar laki-laki kaya yang boros. Arista menghela napas, kepalanya melongok ke kiri dan ke kanan. Meskipun di lantai dua apartemen itu hanya di huni oleh mereka berdua tapi penghuni dari lantai satu terkadang sering berkunjung ke lantai dua, atau setidaknya menghabiskan waktu di atap. Arista menghela napas lega ketika tidak melihat siapa pun di luar. Dengan cepat dia keluar dari apartemen Ramazan lalu menutupnya tanpa menguncinya.
Ketika dia berbalik Ayano sudah berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di dada tubuhnya bersandar pada dinding di samping pintu masuk apartemennya.
"Oneesan!!!" teriak Arista dan terlompat ke belakang. Kaget. "Ke-kenapa Oneesan di sana? K-kapan Oneesan sampai.." tanya Arista kacau.