Ramazan duduk di salah satu kafe yang berjejer, dia sengaja mengambil tempat duduk dekat jendela kaca besar, supaya bisa melihat orang-orang berlalu lalang. Setelah dari toko buku dia langsung pergi ke jalan Harajuku untuk menenangkan diri. Perasaannya tidak menentu ketika melihat mata yang sama persis seperti Arista di toko buku itu.
Laki-laki itu bertopang dagu menatap ke luar, di depannya ada segelas minuman hangat. Dia terlihat melamun.
Ramazan bertopang dagu membayangkan kalau salah satu dari orang-orang yang berpakaian nyentrik itu Arista. Karena Arista menyukai warna hitam dan model pakaian yang sedikit aneh menurutnya, tapi ketika gadis itu yang memakainya, dia akan terlihat semakin menawan dan menarik.
Seorang laki-laki mengetuk jendela kaca, Ramazan tersentak dia adalah teman yang membantunya mencarikan apartemen murah di pusat kota. Ramazan tersenyum dan melambaikan tangannya mengajak temannya itu untuk masuk ke dalam kafe.