Arista menunggu dengan perasaan gugup, duduknya pun menjadi tidak tenang. Alden yang melihat itu tertawa kecil. Arista melotot pada pria itu, dia menyesal mengikuti ide dari pria jomblo yang tak laku-laku.
Alden segera menutup mulutnya dan kembali minum susu hangat miliknya.
Arista moril sekilas pada gelas Alden yang bersisi cairan putih kental lalu berkata "Apa kau itu anak bayi!? Kenapa masih minum susu!".
"Hei! Ini adalah kebiasaan, minum susu juga sehat, jadi anak pintar!" Ujar Alden berapi-api.
Kening Arista berkerut "Pintar? Kenapa kau tidak bisa menaklukkan satu gadis saja!"
Alden terdiam lagi "Ini sulit di jelaskan, kau tahu? Jika hatimu sudah memilih pada satu orang, dan kau hanya memikirkannya. Maka akan sulit untuk jatuh cinta lagi pada orang lain.."
"Itu setia menunggu dengan hasil yang sia-sia.."
Alden menggelengkan kepalanya "Tidak.. Tidak..! Tidak ada penantian yang sia-sia. Semua akan ada hasilnya.."
"Iya hasilnya melajang seumur hidup."