Saat tengah malam, semua rumah sudah mematikan lampu untuk istirahat ada sebuah cahaya lampu yang masih belum padam. Zalu memandang tajam ke arah jendela kamar Arista, kening nya berkerut-kerut, dia menyukai Arista sebagai sahabatnya, tapi dia juga merasa cemburu karena semua hal terbaik selalu menjadi miliknya, apa yang kurang dari dirinya, dia cantik, kaya, bertalenta kenapa tidak ada yang menyukainya seperti orang-orang menyukai Arista.
Dulu dia cemburu saat Arista mendapatkan tunangan yang tampan, baik, dan perhatian, di matanya itu sangat sempurna, dia merebutnya dengan paksa membuat pertunangan mereka batal, dan keluarganya tidak melakukan apa pun selain menerima batalnya pertunangan tersebut. Zalu senang, karena perhatian mantan tunangan Arista akhirnya menjadi miliknya. Tapi persahabatan mereka sedikit renggang.