Ramazan yang sedang bermain ular tangga bersama Alden baru sadar kalau Arista tidak berada di rumah, mereka sudah mencarinya di setiap ruangan, tapi tetap tidak menemukan gadis itu.
Ramazan hendak meneleponnya tapi terdengar dering ponsel dari arah kamar Arista, kekhawatiran mulai mengisi hati Ramazan.
"Apa dia mengangkat teleponnya?" Tanya Alden yang baru selesai memeriksa bagian belakang rumah, kalau saja gadis itu ada di sana.
Ramazan menggeleng "Tidak! Dia meninggalkan ponselnya di kamar! Ini salahku, seharusnya aku lebih memperhatikan nya!" sesal Ramazan.
Alden berdecak "Ini bukan salah mu! Gadis itu saja yang suka berkeliaran sendirian, sudahlah paling dia tidak pergi jauh-jauh. Sebaiknya kita menunggunya di depan." Kata Alden berusaha tenang.
Ramazan pun melangkah keluar dari jendela kaca dia melihat Arista yang berjalan tergesa-gesa dia bahkan tersandung beberapa kali.