Arista melambaikan tangannya di hadapan Alden membuat cowok itu mendengus jengkel sambil menyingkirkannya.
"Apa yang kau lakukan! Setelah pulang dari kencan dengannya kau menjadi aneh! Ah, aku ingat kau sedang demam. Apa kau salah minum obat?"
Alden masih tidak sadar dengan cincin di jari manis Arista.
Tidak menyerah Arista kembali melakukan hal yang sama, dia melambaikan jari-jarinya di depan mata Alden dengan sangat jelas. Saat Alden melihat benda berkilau melingkar di jari manis gadis itu matanya terbelalak lebar dan langsung mengambil tangan Arista untuk melihatnya lebih jelas lagi.
"Ini. Apa maksudnya?!" teriaknya penuh tanya.
Arista tertawa pelan.
"Cincin!" katanya senang.
"Aku tahu itu cincin! Siapa yang memberikannya padamu! Dalam rangka apa?" tanya Alden kaget.
"Dari Ramazan!" jawabnya singkat lagi.
