Malam menjelang Ramazan dan Rizu belum kembali, jarum pendek jam sudah menunjukkan angka sembilan malam, tapi mereka masih betah berkumpul di ruang keluarga, termasuk nyonya Dewi dan tuan Damar. Mereka bahkan tidak peduli jika besok akan masuk kerja.
Suasana sangat menyenangkan, semuanya berkumpul kecuali Kevin dan Zalu yang pamit pulang.
"Apa ini perasaan ku saja?" Seru Arka tiba-tiba menatap seluruh orang di ruangan tersebut dengan mata lebar "Zalu, benarkan? Aku pikir dia menyukai Ramazan? Sejak kapan kalian saling mengenal? Apakah benar yang dia ceritakan tadi?" Tanyanya pada Ramazan.
Ramazan mengangguk dengan enggan.
"Benarkah?" tanya Alden yang juga ketularan penasaran Arka.
Semua pasang mata menatap Ramazan menunggu jawaban tapi dia masih tidak ingin membuka mulutnya, Rizu merasa kesal mihat kelakuan sahabatnya dia pun menjadi wakil untuk menjelaskan segalanya.
"Benar! Dan alasan kenapa.dia masuk rumah sakit dan hilang ingatan juga gara-gara menolong gadis itu!"