Setelah kepergian Ramazan dan Rizu.
Arista bertopang dagu menatap Arsen dan bertanya.
"Jadi, bagaimana sekarang?".
"Di sini lebih baik! Ada ibu dan ayah. Jika kita kita di rumah sana tidak ada siapa pun! Setidaknya di sini akan ada orang lebih banyak menjagamu."
Arista menghela napas "Bukankah itu akan berbahaya untuk mama dan papa? Mereka mungkin akan bertindak kejam!"
Alden menggeleng "Aku pikir mereka tidak akan berani menyerang ke dalam rumah, kau tidak lihat ada banyak satpam yang berkeliling setiap satu jam, di sini lebih aman."
Arista mengangguk pasrah "Kalau begitu aku akan kembali ke kamar!"
"Hei! Kau meninggalkan ku!"
"Aku ngantuk!"
"Ini masih sore! Kau akan kesulitan tidur saat malam nanti!" teriak Alden, tapi Arista masih tetap melanjutkan langkahnya menuju ke lantai dua "Anak itu sangat keras kepala!" Alden termenung kemudian berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Mengambil buku sketsa membukanya satu persatu.