Sampai di rumah Ramazan melepaskan jas biru safir ya dan menyampaikannya di sofa, Rizu yang baru masuk menatap sahabatnya khawatir.
Semenjak dia meminta pulang sampai di rumah tidak mengatakan apa pun. Dia melihat Ramazan berjalan ke dapur seperti nya akan mengambil minuman.
Rizu memilih duduk di sofa menunggu sahabatnya mau bicara padanya. Tiba-tiba.
Prang!!!
Suara gelas pecah terdengar dari Arah dapur, Rizu berlari untuk melihat, dan menemukan Ramazan jatuh terduduk di lantai, tangannya yang menekan kedua sisi kepalanya dengan mata tertutup rapat dia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat dan mendesis menahan sakit.
Rizu langsung berjongkok di hadapannya, memegang kedua lengan Ramazan dengan pandangan cemas "Rama! Kau tidak apa-apa! Rama!"
"Kepalaku! Rasanya seperti di pukuli! Tapi ini lebih buruk" lirih Ramazan, masih dengan mata terpejam menahan sakit.
Rizu pun membantu Ramazan untuk memijat kepalanya berharap bantuannya bisa meredakan sakit di kepala sahabatnya nya.