Alden yang mendengar nama Ara kembali di sebut langsung tersentak berdiri menatap ke arah sofa sebelah kiri.
"Ara... Benarkah itu Ara..?" tanya Alden dengan suara bergetar. Alden mendekat dengan langkah goyah cowok itu langsung terduduk di lantai tepat di hadapan sofa yang masih di duduki oleh arwah Ara.
Arista yang melihat itu mengangguk membenarkan "Ya, di sini ada Ara. Dia datang dan akan tinggal dalam waktu yang lama.."
Alden akhir nya menangis, cowok berbadan besar yang selalu terlihat cuek dan pemarah itu menangis tersedu-sedu di depan sebuah sofa. Kepergian Ara selalu menjadi penyesalan dalam hati Alden.
Ara yang melihat kakak sepupunya menangis tersenyum sedih. Tangannya terulur menyentuh kepala Alden tapi dia tidak bisa memegang apa pun.
Ara meminta maaf karena tidak pamit dengannya, dia juga minta maaf telah membuat bibi dan pamannya harus mengurus semua peninggalan bunda.
Arista menjelaskan pada Alden "Kalau Ara minta maaf karena meninggalkan nya."
