Siang itu Ramazan pergi ke rumah sakit untuk memeriksa kakinya. Dia duduk di hadapan seorang dokter tua dan seorang lagi dokter muda sedang menatapnya dengan mata menyipit.
Ramazan sudah tidak peduli lagi dengan tatapan menyelidik dari pamannya. Dia hanya ingin kakinya cepat sembuh atau setidaknya tidak lagi menggunakan tongkat sebagai alat bantu untuk berjalan.
Saat mereka selesai dan keluar dari ruang pemeriksaan. Pamannya yang seorang dokter segera menghujaninya dengan banyak pertanyaan.
"Apa kau sudah menghubungi ibumu?"
Ramazan diam kemudian mengalihkan perhatiannya pada pria berusia empat puluhan dan berpenampilan rapi di balut jas putih ciri khas seorang dokter yang berdiri di sampingnya. Dia tersenyum tipis dan menggeleng.
"Aku baik-baik saja tidak perlu memberitahunya!"