Ramazan yang sedang istirahat di rumah pamannya, duduk bersandar di sofa, Ramazan terdiam menatap layar laptop di hadapannya. Dia sudah terlalu sering memandangi foto-foto yang muncul silih berganti memenuhi seluruh layar laptopnya. Foto dengan objek yang sama, foto gadis itu.
Dia selalu mengatakan pada Rizu bahwa dia sudah melupakan nya tapi tetap saja kebersamaan yang begitu lama membuat hatinya merasakan sepi dan rindu di waktu bersamaan.
Tiba-tiba ponsel yang terletak di samping laptop bergetar, Ramazan segera mengambil dan melihat pesan. Seketika senyumnya melebar senang dan membalas dengan cepat.
Itu adalah pesan Arista yang menanyakan alamat nya, sepertinya gadis itu akan datang berkunjung ke rumahnya. Ada untungnya juga dia tinggal di rumah pamannya, meskipun sepi tapi kehadiran gadis itu di sisinya sudah cukup.