"... Kau kenapa? Apa yang terjadi, kenapa kau menangis?" Arista menggoyang kan bahu Ara. Kemudian dia menoleh ke sekeliling perhatiannya jatuh pada pintu kamar rawat di sebelah kamar rawat Ara. "Apakah karena dia?" Geram Arista.
Saat gadis itu akan pergi melampiaskan amarahnya pada Hana. Ara memegang lengan Arista cukup kuat sambil menggeleng "...Tidak! Meskipun aku menolak untuk percaya. Tapi dia salah.. lakukan lah sesuai yang kau inginkan! Aku tidak akan peduli lagi."
Arista menghela napas, dia merasa sedih karena kepercayaan Ara selalu di khianati.
"...Selama ini, aku mungkin terlihat bodoh di hadapannya, dia mengetahui segalanya, merencanakan kejahatan di belakangku. Tapi aku masih saja menganggap nya sebagai sahabat terbaik. Aku memang bodoh!"
"...Itu bukan salahmu..Dia memang pandai bersembunyi.. sekarang apa langkahmu selanjutnya.."
Ara menggeleng "...Aku ingin pulang! Aku ingin bertemu Azka..!"