Di sebuah parkir kantor sebuah mobil menderu. Rena yang duduk di dalamnya melampiaskan kekesalannya dengan membanting setir hingga membuat tangannya memerah. Dia kembali terbayang saat papanya di seret dan di permalukan di hadapan banyak orang.
".. Itu Karena dia! Semuanya jadi kacau sesudah dia muncul! Aku harus melenyapkannya! Dan kenapa dia memberikan semua warisan pada orang asing! Anak sialan itu! awas saja jika aku bertemu dengannya tidak akan aku ampuni dia!"
Tiba-tiba ponsel Rena berdering itu telpon dari ibunya. "Hm. Ma? Ada apa.. kenapa kau menangis! Menangis tidak akan menyelesaikan masalah kita hanya perlu memikirkan cara dan menyingkirkan anak sialan itu saja! Dan soal papa biarkan saja dia! Dia tidak pernah becus menyelesaikan masalah."
"Rena.. adikmu tertembak! Sekarang dia di rumah sakit! Ayo kita pergi ke rumah sakit!"
Rena yang sangat menyayangi adiknya sangat terkejut "Apa! Bagaimana bisa di tertembak! Siapa yang melakukannya!"
