Tuan Wijaya terdiam pria paruh baya itu terlihat sedang bergulat dengan pikirannya. Tamu tidak di undang itu mengambil kembali kertas yang tadi di lemparnya di atas meja "Pikirkanlah!"
Melihat tamu tidak di undang itu akan pergi tuan Wijaya berkata "Apa kau tahu harta seperti apa yang tersembunyi di lahan kosong seluar dua puluh hektar itu. Azka, aku tahu kau sedang melawan papa mu! Dan aku juga tertarik dengan denah itu. tapi apakah kau tidak salah pilih sekutu?"
Tamu tak di undang yang ternyata adalah Azka berdiri di tengah-tengah ruangan dengan kepala tertunduk dia juga melipat kertas di tangannya dengan rapi lalu memasukkannya ke dalam saku bajunya.
Azka tersenyum kemudian berbalik menatap tuan Wijaya "Apa kau ingin tahu sesuatu?"
