Chereads / Raja Bucinnya Kanaya / Chapter 10 - Keluarga Utuh

Chapter 10 - Keluarga Utuh

"Aurora saya sini nak jangan jauh-jauh dari mama, kau tidak akan meninggalkan Mama lagi kan nak?" tanya Rahma yang baru saja sadar setelah koma selama 1 Minggu.

"Gak Tan..., eh maksudnya engak kok Ma." ucap Kanaya tersenyum manis sambil mengeratkan genggaman tangannya pada tangan Bu Rahma untuk meyakinkan.

"Abang di lupain ni ama Mama..." ucap Ray yang pura-pura marah.

"Mama gak lupa Abang kok, kalau aja Mama bisa berkumpul bahagia dengan kalian bertiga dan Papa kalian Mama pasti akan sangat bahagia." ucap Rahma yang tiba-tiba sedih.

"Udah lah mah lupain Papa, untuk masalah Aira kita pasti akan bertemu dengan nya nanti disaat yang tepat." ucap Rayhan dengan sedikit kesal mengingat prilaku pria yang merupakan Papanya itu.

"Nak jangan seperti itu, dia tetap papa mu nak, kau tidak boleh membencinya." ucap Rahma pada putra sulungnya.

Kanaya hanya bingung karena memeng tidak mengetahui apa-apa tentang masalah keluarga Bu Rahma. Kanaya juga terpaksa harus pura-pura menjadi putri bungsu bu Rahma yang hilang karna menurut saran dokter bu Rahma tidak boleh tertekan karena yang bisa menyebabkannya mungkin kembali koma atau kehilangan nyawanya. Kanaya bingung harus menjelaskan apa nanti pada Umanya yang belum mengetahui hal ini. karena memang 1 minggu lebih Kanaya selalu menjenguk Bu Rahma yang kondisinya semaking membaik yang diyakini dokter karena kegesitannya.

"Kau pasti sangat bingung ya nak, Abang mu ini memang sangat keras kepala seperti ayah kalian." ucap Rahma yang tersenyum melihat wajah Kanya yang seperti orang bingung.

"Iya Ma...," ucap Kanaya yang hanya menggaruk tengkuk leher nya yang tidak gatal.

"Mama sangat merindukan kalian sini peluk Mama." ucap Rahma pada kedua anaknya.

Kanaya hanya menatap Rayhan yang kemudian mengkodenya untuk mengikuti keinginan mamanya. Kemudian mereka bertiga berpelukan.

"Jika mama tidak bisa bertahan nanti tolong berbahagia lah bersama ayah kalian dan Aira ya nak. Mama tau di balik kesibukan papa mu itu menyimpan rahasia besar yang belum saatnya kalian ketahui." ucap Rahma membelai lembut kedua kepala anaknya itu.

"Apa yang mama katakan mama akan tetap bersama kita, kita akan bahagia bersama mama. Aku tidak akan pernah memaafkan papa jika sampai keadaan mama memburuk hanya karna memikirkan Kanaya!"ucap Rayhan dengan tegas.

"Iya ma tolong jangan tetap bertahan." ucap Kanya dengan pilu bahkan telah meneteskan air mata.

"Putri bungsu mama ini memang tidak pernah berubah selalu cengeng, Mama pastikan bertahan demi kalian. Kita tidak akan tau nak takdir Allah mama hanya ingin kalian tidak saling membenci." ucap Rahma sambil menghapus air mata Kanaya.

Kanaya juga bingung kenapa Kanya tiba-tiba menjadi sangat cengeng didepan bu Rahma, padahal biasanya Kanya akan bisa mengontrol emosi sedihnya itu. sedangkan Rayhan hanya mengacak-acak rambut Kanya karena merasa gemas.

"Kau memeng adik ku, aku telah melakukan tes DNA seminggu yang lalu. Hasil benar ternyata kau adalah adik ku yang hilang selama ini." ucap Ray yang menjelaskan faktanya besar dalam hidup Kanaya.

"Apa? Aku... ?... tapi.. aku?" ucap Kanaya yang ingin berusaha menyangkal.

"Kau tidak perlu hawatir dan bingung ini ada bukti Tes DNA. kau bisa menjelaskan nanti secara perlahan pada bu Shopiah." ucap Rayhan yang kemudian memberikan selembar map yang berisi hasil tes DNA.

"Masya Allah, Jadi ini semua benar." ucap Kanaya yang bingung harus bereaksi apa.

"Tanpa menggunakan tes pun Mama sangat yakin kau adalah putri bungsu mama nak, mata dan rambut mu sangat mirip dengan Papa kalian." ucap Rahma pada Kanya.

Kanaya hanya bingung , bagaimana nanti menjelaskan nya pada Umanya. Umanya pasti akan merasa sakit hati jika Kanya lebih memilih tinggal bersama keluarga kandungan nya tapi mamanya juga sedang sakit.

"Kamu tidak perlu bingung nak jelaslah pada ibu yang telah merawat mu, kamu bisa tinggal berganti dirumah atau dirumah ibu angkat mu. Bahkan kau bisa mengajak mereka untuk tinggal bersama dirumah kita nanti." ucap Rahma dengan tersenyum .

"Bagaimana Mama bisa tau tentang Uma?, dan tentang yang Rara pikirkan?" tanya Rara yang takjub.

"Mama kebetulan dapat mendengar semua percakapan kalian selama mama koma seminggu disini dan mama juga mantan psikoterapis jadi insyaallah bisa bisa membaca sedikit tentang kecemasan seseorang dari raut wajahnya." ucap Rahma.

"Mama sangat keren, Rara juga baru menerima gelar S.Psi beberapa mingu yang lalu tapi belum bisa sehebat Mama." ucap Kanya.

"Benarkah anak bungsu Mama ternyata telah dewasa, iya kan bang?" tanya Rahma meminta persetujuan putranya.

"Iya ma." ucap Rayhan dengan tersenyum menatap 2 wanita penting dalam hidupnya saat ini.

"Itu artinya Abang sebentar lagi harus nya membawakan Mama seorang mantu, iya kan bang?" tanya Rahma kembali.

"Iya Ma.. eh.., belum Ma... Rayhan masih berusaha." ucap Rayhan yang kurang fokus.

"Abang suka gitu....., tadi iya tapi belum." ucap Rahma yang merasa kesal dengan jawaban anaknya yang selalu sama.

"Ma... Rayhan baru 27 tahun mah!" ucap Rayhan yang merasa jengah.

"Tapi Rayhan masih suka Ama wanita kan?" tanya Rahma memastikan, karna memang anaknya itu tidak pernah sekalipun dengan wanita manapun selain dirinya dan mungkin kedua adiknya.

"Ray masih normal mah, Ray akan langsung melamarnya nanti dan kemudian menikah setelah menemukan orang yang tepat." jawab Ray.

"Alhamdulilah kalo gitu nak, atau jangan-jangan Rara yang udah mau nikah duluan?" canda Rahma pada Kanaya.

Kanaya langsung teringat tentang bis kantor itu yang yang terlihat sangat menginginkannya kalau saja Papanya Al merestui mereka mungkin sekarang mereka akan sangat dekat dengan pertunangan atau sudah mungkin menikah.

"Tidak ma...," ucap Kanya dengan lesu.

"Seperti nya putri mama ini sedang patah hati ?" tebak Rahma.

"Hemmm bisa di bilang iya dan tidak juga ma.... karna Rara tidak berhak patah hati pada bos Rara sendiri." ucap Kanya tanpa sadar.

"Ternyata adik Abang ini menyukai bosnya." ucap Ray menjaili Kanaya dengan menaikturunkan alis.

"Tidak kok, tadi Rara cuma asal bicara Bang. Abang salah dengar." ucap Kanaya yang mengelak.

"Tapi Mama juga denger hal yang sama seperti yang dikatakan Abang nak." ucap Rahma yang mendukung putranya.

"Rara cuman terlalu baper karna perlakuan bos Rara itu yang membuat Rara seakan menjadi ratu. Dia Sangat bucin pada Rara, tapi karna Rara tidak senang aja mendengar bahwa papanya menjodohkannya dengan perempuan lain Rara memutuskan untuk pergi dari hidupnya dan melupakannya." ucap Rara yang mengungkapkan perasaan nya yang selama ini hanya dia pendam sendiri.

"Nak seharusnya Rara berjuang sama-sama dengan pria itu untuk mendapatkan restu dari Papanya dan bukannya meningkatnya." ucap Rahma yang memberikan nasehat pada putri bungsunya itu.

"Iya dek, masak belum berjuang udah menyerah aja." ucap Rayhan yang mendukung ucapan mama mereka.