"Jangan menangisi apa yang hilang. Bangkit lah, berjalan ke depan. Jangan lagi kau berpaling untuk hal tidak berguna..."... Yun
xxxxxx
Di Academy nama Enzo sudah tidak asing sama sekali. Walaupun begitu, dia itu seperti seseorang dengan raga yang berbeda. Pada kenyataan nya banyak yang mengetahui tentang nya. Tetapi, tidak banyak yang tau siapa dia sesungguhnya. Karena ketampanan nya, banyak sekali yang memuja nya. Bagi Laki-laki dia hanya menjadi saingan terberat mereka. Walaupun begitu, tidak ada yang berani mengusik nya. Mereka hanya dapat mengagumi dari jauh dan memendam rasa tak suka.
Dia seorang Tuan Muda sekaligus pemegang saham terbesar di beberapa bidang seperti, Suku Cadang, Otomotif, Retail, Perhotelan, Pariwisata, serta masih banyak lagi di Apore.
Dengan nama besar nya, tidak ada yang ingin berurusan dengan dia. Tetapi, entah orang gila mana yang berani membuat nya marah. Mereka membuat berita tak masuk akal di forum Academy.
Padahal Enzo berencana untuk menenangkan diri nya sendiri di rumah tentang kejadian nya dengan Aby tempo hari. Dan saat Ed dan Ne bersikeras ingin bertemu Enzo selalu membuat alasan. Tetapi, saat mereka mengatakan tentang Aby. Mood nya berubah menjadi senang untuk beberapa saat saja.
Kini, di tangan nya sudah tergenggam HP milik Ed dengan kuat. Perlahan tapi pasti, dia menghancurkan benda padat itu layak nya debu. Sang pemilik hanya bisa melihat tanpa berbuat apapun. Ne memandang nya dengan menunjukkan ekspresi seolah-oleh bersalah.
Mata nya menatap garang. Fikiran nya menjadi tak tentu arah... "Hanya satu untuk membayar nya. Cari lalu bunuh" Ucap nya sambil tersenyum.
Ne dan Ed bergidik ngeri. Mereka tau arti senyuman itu. Ne dengan cepat melirik ke arah Ed. Seakan memberi isyarat agar dia yang menenangkan. Tentu, itu bukan pilihan yang dapat di tolak nya... "Tenang dulu. Kita harus mencari solusi lain nya"...
Ucapan nya di balas dengan tatapan mematikan Enzo. Ed menelan ludah kasar. Dia tak suka ini, Enzo dalam mode yang susah di kendalikan. Dia berbalik menatap Ne, untuk menjadi tumbal nya... "Ne sudah memikirkan solusi nya" Sungguh, mendengar nya, Ne ingin melompat keluar jendela saat ini... "Aku akan membunuh mu"... Maki nya. Setelah itu, dia yang menjadi sasaran Enzo selanjut nya.
"Apa yang akan kau sampai kan? Fikirkan solusi nya atau tidak... " Suara berat nya membuat mereka menelan ludah dengan paksa.
"Ah... Tenang lah. Jangan seperti itu, En... Aku takut tau Ahahaha..." Dia mencoba menghibur diri nya sendiri dengan kaku. Ed yang melihat itu menepuk kepala nya... "Apa kau ingin mati!!!" Runtuk batin nya.
Tatapan Enzo sama sekali tidak bergeming dari nya. Suasana di ruangan mereka saat ini membuat siapapun tak ingin mendatangi nya. Beberapa orang yang berada di ruangan lain dan di luar pun dapat merasakan itu.
"Apa Tuan Ne akan di hajar oleh Tuan Muda?" Tanya salah satu orang yang berdiri di ruangan lain.
Tiga orang di depan nya menggeleng lemah... "Semoga mereka selamat..." Ujar mereka hampir bersamaan nya. Dan setelah itu, mereka berusaha untuk tidak mencolok perhatian Tuan nya.
Sedangkan di luar rumah, beberapa orang yang berdiri dapat merasakan kaki mereka lemas ketakutan. Bahkan dua orang yang tadi berjaga di luar ruangan tempat Enzo berbicara. Kini sudah berkumpul menjadi satu dengan yang lain. Tidak ingin menyia-nyiakan nyawa nya.
Seorang Laki-laki berkepala botak sesekali melihat kearah dalam. Dengan sebatang rokok di bibir nya, dia menghembus asap dengan kasar... "Aku harap ini bukan kegilaan Tuan Muda seperti yang lalu" Lima orang di depan nya mengangguk setuju. Mereka tau Ne dan Ed tidak akan celaka. Tetapi, tetap saja mereka cemas dan berjaga-jaga.
Ne menarik nafas dalam. Dan menghembus pelan. Enzo masih menunggu nya dengan wajah tak sabaran, sedangkan Ed berharap dia tidak asal bicara.
"Ehm... En?? Ah... Bagaimana ya? Ini hanya perbuatan orang iseng saja. Jangan langsung seperti itu" Mencoba untuk tenang.
Tetapi, setelah ucapan nya itu. Enzo langsung bangkit dari duduk nya dan mencengkram kerah baju Ne penuh amarah. Tentu saja, Ed memaki kebodohan nya. Dia hanya menggeleng pelan tanpa membantu. Sedangkan Ne, dia sudah pucat pasi melihat nya marah. Semua yang melihat itu, sontak terkejut. Ingin menolong, tetapi melihat Ed tidak bergerak mereka mencoba untuk menahan diri.
"Apa kau sedang bercanda dengan ku!!!" Dia menekan setiap perkataan nya. Bahkan, taring yang biasa di sembunyikan nya, kini langsung di keluarkan dengan cepat... "Apa aku harus meminum darah milik mu. Agar otak mu itu berjalan!!! Kalau tidak kita bunuh saja dia" Enzo mengakhiri dengan seringai menakutkan. Bola mata nya ikut berubah warna menjadi merah terang.
Tekanan udara di sekitar mereka menurun drastis menjadi lebih dingin. Para penjaga yang ada di dalam, sampai memeluk tubuh nya sendiri.
"Apa ini akhir dari Tuan Ne?" Cemas seseorang sambil mencuri pandang. Mereka hanya menggeleng ketakutan.
Ne tau sekarang dia tidak bisa di bantu oleh siapapun. Bahkan Ed... "Bukan begitu... Ini akan menjadi pepecahan dari dalam En. Jangan mengambil keputusan mendadak..." Terang nya mencoba tenang. Dia bahkan bisa merasakan deru nafas Enzo.
Ed yang mendengar itu langsung berfikir... "Oh... Itu benar. Saat di ambang kematian otak bodoh nya berjalan" Maki nya sambil menatap mereka. Tetapi, dia masih tidak bergeming sama sekali.
"Jadi apa itu?" Enzo belum mengerti apa maksud ucapan nya.
Ada rasa lega di dada Ne, sekarang dia pemegang kendali... "Lepaskan dulu..." Sambil melirik tangan Enzo.
Tidak ingin membuang waktu, dengan kasar di lepaskan oleh nya.
"Ah... Ini lebih baik" Gumam nya sembari merapikan baju nya... "Peraturan di sini sangat ketat En. Kalau dia dari Ras Murni, kita tak bisa. Kau lebih tau apa yang harus di bayar. Sedangkan kalau dia Ras Campuran, akan ada pertumpahan darah dari Klan. Kita hanya bisa menangkap nya saja..." Jelas nya.
Tentu saja Enzo lebih mengerti tentang itu semua. Di Apore mereka yang membunuh Ras Murni, akan di hukum "Siksa Alun-alun" arti nya mereka akan di pukul di depan masa sampai mati. Tetapi, untuk mereka Ras Campuran sama saja dengan "Kematian Abadi". Ini lebih menakutkan untuk Ras Campuran. Karena bukan hanya dia, tetapi keluarga serta bawahan mereka akan mengalami hal yang sama. Ini di lakukan didepan semua Ras Campuran dan dia tidak akan bisa bereinkarnasi sama sekali.
Fikiran nya perlahan terbuka. Enzo mendudukkan diri nya kembali... "Jadi? Apa aku harus mendiamkan nya saja? Agar yang lain mengikuti nya dan menyakiti dia lagi dan lagi... " Perlahan warna mata nya kembali normal tatapan nya menjadi sayu.
Mereka tau, dia khawatir dengan Aby. Melihat nya seperti itu menjadi tidak tega... "Ne akan memikirkan nya. Tenang lah..." Ed melempar satu masalah lagi buat nya. Tanpa rasa bersalah dia berkedip ke arah Ne.
"Aku akan membunuh mu!!!" Ucap nya tanpa suara.
"Kalian mudah mengatakan nya. Ed, itu karena bukan Ne yang berada di posisi Aby" Enzo berbicara pelan. Bukan berarti mereka tidak mendengar sama sekali.
Ed yang ingin menjawab dengan cepat langsung di potong... "Tidak!!! Jangan bahas itu. Aku ada ide, mau dengar?..." Dia tersenyum jahil ke arah Ed yang cemberut. Ucapan nya di balas anggukan oleh Enzo.