Istana. Malam.
Di dalam kamarnya, Raja Kecil yang baru masuk ke kamarnya, duduk di pinggir tempat tidur, memperhatikan Tengku Kamariah dalam diam. Ia menundukkan tubuhnya ke arah Tengku Kamariah yang telah tertidur. Mengusap rambut istrinya yang cantik, menyingkirkan helaian rambut yang menempel pada wajah Tengku Kamariah dan mengecup pipi Tengku Kamariah dengan lembut.
Raja Kecil memang sangat mencintai Tengku Kamariah, menyayanginya setulus hati, namun ia tidak suka memaksakan kehendaknya pada Tengku Kamariah yang bisa menimbulkan perasaan benci. Raja Kecil tersenyum ketika melihat Tengku Kamariah membuka mata perlahan.
"Baginda?"
"Maaf kalau saya jadi membangunkanmu."
"Tak apa Baginda. Lebih baik Baginda tidur, agar pagi bangun dengan segar karena tidak kurang tidur." Ucap Tengku Kamariah pelan sambil menutup kembali matanya karena sangat mengantuk.
Raja Kecil tersenyum dan berbaring mengikuti perkataan Tengku Kamariah. "Baiklah. Ayo kita tidur saja."
***