Perbentengan Seluyut, malam.
Suara deburan ombak yang menghantam karang di bawah benteng kastil terdengar seolah suara meriam dari kejauhan. Di atas benteng terlihat beberapa prajurit jaga malam yang sedang asik menikmati kopi ditemani kacang rebus. Mereka bisa santai karena sedang tidak terjadi apapun.
Sementara itu di kastil sangat sepi setiap kali malam. Sangat mencekam seolah jiwa-jiwa yang telah lama mati dalam pembangunan kastil dan benteng itu akan keluar dan menunjukkan keberadaannya pada malam hari yang sunyi itu untuk menuntut kematiannya yang tidak dihargai.
Pada suatu ruangan, di sudut ruangan yang terlindung cahaya tampak sesuatu bergerak perlahan, menggeliat dengan gerakan aneh. Siapa pun yang melihatnya untuk pertama kali pasti akan ketakutan dan mengira itu adalah penampakan dari sosok jiwa yang mati penasaran.
"Tidak bisakah muncul dengan cara yang normal?!" terdengar suara Abdullah tiba-tiba, menghentikan gerakan aneh dari bayangan lemari buku.
"Eh!"