Madi duduk di kursi tamu dalam ruang kerja pribadinya. Tangan kanannya memegang sebuah surat yang telah dibawakan oleh Chun yang kini duduk bersama dirinya. Madi menghela nafas setelah membaca surat itu.
"Dia memang tidak pernah berhenti membuat masalah bagi pihak kita dari sebelum Baginda lahir!" ucap Madi tenang sambil meletakkan surat itu di atas meja.
Chun melihat penuh tanda tanya karena Madi terlihat santai.
Madi melirik Chun dan menemukan Chun memperhatikan dirinya. "Apa?"
"Kenapa tuan tampak tenang saja mendengar kabar Nuad dan Indra melarikan diri?"
"Apa kamu berharap saya panik?"
Chun menggeleng cepat. Takut salah kalau menjawab langsung. Setahu Chun, Madi itu memang orang yang berkepala dingin ketika menghadapi masalah. Bahkan cenderung memprovokasi lawan yang menjadi tidak dapat berpikir jernih ketika menghadapi dirinya. Chun tahu itu karena pernah berhadapan satu lawan satu langsung dengan Madi.