Sore. Pelabuhan militer Kota Tinggi.
Pelabuhan militer itu memperlihatkan kesibukan sejak siang hari begitu mendapat kabar mengenai basis pasukan gabungan yang akan menyerang Kota Tinggi. Laksamana Nuad, Laksamana Indra dan tiga orang laksamana yang hanya mengikuti pemerintahan yang berlaku terlihat mempersiapkan kapal perang kelas I masing-masing.
Gudang senjata juga terlihat tidak kalah sibuk dari para laksamana itu serta para prajuritnya. Persenjataan dan amunisi dikeluarkan sebanyak mungkin. Man mengikuti saja semuanya karena sesuatu telah diatur oleh Datuk laksamana dan beberapa laksamana yang memihak Raja Kecil sebagai ahli waris sah dari Johor-Riau.
Seorang prajurit muda dari angkatan laut mendatangi Man di tengah kesibukan. "Tuan."
"Ada apa?" sahut Man dengan nada tinggi karena kesibukan banyak orang yang berteriak dan membuat suara mereka jadi teredam.
"Tuan apa benar yang akan menyerang kita adalah anak dari almarhum Sultan Mahmud Syah II?"