Sebelum memutuskan pulang, Cil membelikan oleh-oleh untuk orang yang ada di kastil peristirahatan. Hanya berupa makanan saja, seperti kacang rebus, jagung dan pisang rebus. Namun ketika baru membeli kacang rebus, Cil kembali merasakan aura yang sangat gelap hingga membuat merinding.
'Tuanku, segeralah pulang!' terdengar oleh Cil suara Si Hitam di kepalanya.
Mendapat peringatan dari Si Hitam, tanpa berpikir dua kali segera saja keluar dari pasar.
Sementara itu dari sisi lain yang tidak begitu jauh, Wirata melihat sosok remaja berkulit putih sekilas di antara keramaian pengunjung pasar. Wirata bergegas mengejar, namun karena sosok yang ingin dikejar itu sedikit lebih rendah dari orang dewasa, keberadaannya mudah menghilang dari penglihatan.
Wirata mempercepat langkahnya agar bisa segera mengejar. Namun jejak sosok yang dicarinya begitu cepat menghilang di antara banyaknya orang berlalu-lalang. "Cih!" Wirata mendecak marah.