"Ini hanya sebuah refleks tadinya." Jawab prajurit itu tenang, kembali bisa mengendalikan emosinya. Ia tahu ucapan Cil itu hanya sebuah taktik.
Cil tersenyum kecil. "Oh ya?"
"Apakah bisa kita mulai, bocah?"
"Silahkan, prajurit sombong!" Jawab Cil santai sambil menjauhi bawah pohon. Ia tidak mau barang-barangnya rusak.
Prajurit yang tetap dalam posisi siaga itu mengikuti pergerakan Cil menjauhi pohon. Di tempat yang lapang si prajurit tanpa segan-segan lagi memulai serangannya. Menyerang Cil yang masih berdiri saja dengan tenang. Hanya saja Cil segera menghindar dengan mudah begitu prajurit sudah sangat dekat, tinggal satu sentimeter dari wajahnya.
Angin dari kepalan tangan prajurit itu terasa hangat oleh Cil. Membuat Cil tersenyum ketika menghindari ayunan kepalan tangan yang kokoh itu. Lengan yang kokoh itu tepat meluncur di samping wajah Cil, dengan cepat Cil memukul lengan itu. TAP!!! Suara yang dihasilkan ketika pukulan Cil mengenai lengan si prajurit.