Datuk Laksamana dan Tumenggung Muar mendatangi kantor dewan menteri begitu rapat usai untuk menemui Tamir yang meninggalkan rapat, karena keputusan sepihak Bendahara Abdullah yang mengangkat dirinya sebagai sultan berikutnya. Keputusan sepihak yang ternyata didukung oleh para menteri lainnya karena mengingat ahli waris almarhum Sultan Mahmud Syah II belum terlahir.
"Apa Tuan Tamir sungguh akan meninggalkan istana?" tanya Datuk Lakssamana yang berdiri melihat Tamir mengemasi barang-barangnya yang berupa buku-buku telah ditumpuk di atas meja.
Tamir menghentikan gerakannya, menatap Datuk Laksamana, Tumenggung Muar lalu kembali menatap Datuk Laksamana. "Tidak ada yang bisa saya lakukan Datuk. Saya hanya mengabdi pada keturunan sah! Saya akan kembali ke Riau karena di sanalah asal saya. Tapi jika tiba masanya, saya akan membantu kapan saja dibutuhkan sang ahli waris!"
Datuk Laksamana mengangguk beberapa kali. "Baiklah. Saya hargai keputusan dan kesetiaan Tuan Tamir pada almarhum!"