Esok pagi harinya di ruang singgasana. Seorang pengawal masuk, datang dengan membawa berita dari salah satu pavilliun istana yang tak lain adalah kediaman Puteri Zainon, mengabarkan jika Puteri Zainon sakit keras.
Para pejabat yang berkumpul di ruang singgasana sebelum memulai kerjanya di ruangan masing-masing, tampak begitu terkejut mendengar berita yang dibawa pengawal mengenai kondisi Puteri Zainon. Hanya Sultan Mahmud Syah II yang tampak tenang-tenang saja mendengar berita itu.
Lalu pada sore hari, kabar duka menyelimuti istana. Puteri Zainon meninggal karena keguguran. Hanya sedikit yang tahu penyebab kematian Puteri Zainon adalah karena obat yang terpaksa diminumnya dari Sultan Mahmud Syah II yang tidak menginginkan anak darinya.